Selasa, 09 Februari 2010

Aku dan Majikan

Dan aku bukanlah pemimpin mereka, para TKI, seperti anda harapkan. Aku hanya penyambung lidah karena aku punya Inggris berantakan yang aku banggakan. Dan kau mengerti wahai majikan. Aku dan mereka sama.

Dan aku dan mereka bukan kriminal yang harus dibatasi pagar pada saat anjak keluar. Kau bilang, apa aku bisa menjamin mereka tidak lari. Lalu aku bilang, apa kau bisa menjamin tidak turun hujan. Dan kau tidak mau mengerti wahai majikan. Aku dan mereka sama.

Dan aku kau tempatkan di kantor bukan lagi di mesin seperti mereka. Tapi sayang, yang ku dapat lebih kecil dari mereka karena di kantor aku hanya molor. Jadikan aku kuli lagi, pintaku pada kau wahai majikan. Aku dan mereka sama.

Dan aku kau jadikan mandor untuk menegur para kuli. Lalu kau jadikan aku lebih tinggi untuk menegur para bosnya kuli. Lalu kau tinggikan aku lagi untuk beradu kata dengan rekan-rekan kerja kau wahai majikan. tapi kenapa aku tetap merasa seperti kuli. Aku dan mereka masihlah sama.

Dan aku bosan. Sebab kerja dan yang ku dapat tidak pernah sepadan. Lima tahun sudah aku kau tahan. Lalu aku pulang ke kampung halaman. Biarlah aku menjadi kuli di sini. Karena, setahuku semua tidak pernah berubah wahai majikan. Aku dan mereka tetap sama.